Dukung Renovasi 10 Ribu Sekolah, Komisi X: Harus Segera Dilaksanakan dan Tepat Sasaran

NEWS

JAKARTA – Wakil Ketua Komisi X Lalu Hadrian Irfani meminta Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) segera merealisasikan rencana renovasi 10.000 sekolah di Indonesia. Kendati demikian dibutuhkan pengawasan ketat sehingga program tersebut tepat sasaran.

Lalu Ari, sapaan akrab Lalu Hadrian Irfani mengatakan, sebelumnya Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Muti mengusulkan konsep double track dalam melakukan pembangunan dan renovasi gedung pendidikan. Double track adalah konsep pembangunan yang dilakukan antara dua kementerian, yaitu Kemendikdasmen dengan Kementerian Pekerjaan Umum (PU). “Kami mendukung penuh keterlibatan Kemendikdasmen dalam mempercepat perbaikan sekolah-sekolah di Indonesia di samping Kementerian PU,” katanya.

Namun, kedua kementerian itu harus berbagi tugas dalam membangun fasilitas pendidikan. Legislator asal Dapil NTB II itu mengatakan, Kemendikdasmen fokus membangun sekolah dan Kemen PU membangun gedung madrasah. “Keduanya bersinergi membangun sarana dan prasarana pendidikan. Kemen PU membangun madrasah, Kemendikdasmen bangun gedung sekolah umum,” terang Lalu Ari.

Untuk itu, dia mendukung rencana Kemendikdasmen yang akan melakukan renovasi terhadap sekitar 10.000 sekolah pada 2025. Pemerintah sudah menyiapkan anggaran sekitar Rp 17,1 triliun untuk memperbaiki gedung sekolah yang rusak dan perlu perbaikan.

Lalu Ari meminta agar renovasi sekolah segera dilaksanakan. Perencanaan harus dibuat secara cepat dan matang, sehingga pelaksanaan renovasi gedung sekolah bisa dilaksanakan dengan baik.

“Matangkan perencanaan dan segera laksanakan renovasi sekolah. Perbaikan sekolah merupakan suatu yang mendesak dan sangat penting. Tidak boleh terlalu lama menunggu. Harus secepatnya dilaksanakan,!” paparnya.

Menurut Lalu Ari, perbaikan gedung sekolah sangat penting dilakukan agar terjadi pemerataan sarana dan prasarana pendidikan di seluruh tanah air. Baik di kota maupun di pelosok desa.

“Sehingga tidak ada terjadi ketimpangangan sarana pendidikan di Indonesia. Selama ini banyak gedung sekolah yang rusak dan tidak layak,” ucapnya.

Dia mengatakan, dengan pembangunan yang masif, diharapkan kondisi sekolah di desa dan di kota sama. Kondisi gedungnya sama-sama bagus dan layak untuk digunakan sebagai tempat pembelajaran.

“Kami harap tidak ada lagi sekolah yang rusak, roboh, bocor, reyot, dan kondisi tidak layak lainnya. Jika kondisi gedung bagus, maka anak-anak bisa belajar dengan tenang dan nyaman,” ungkapnya.

Namun, lanjut Lalu Ari, pelaksanaan renovasi gedung sekolah harus diawasi dengan ketat, sehingga tidak ada penyimpanan dalam pelaksanaan proyek. Dengan pengawasan yang ketat, diharapkan pembangunan juga bisa tepat sasaran.

“Setiap pelaksanaan proyek harus diawasi dengan baik agar tidak terjadi penyimpanan, karena pembangunan itu menggunakan uang rakyat. Setiap satu rupiah uang rakyat harus bisa dipertanggungjawabkan,” tandas Lalu Ari.